Sabtu, 18 April 2020

Topeng Motif Nusantara

Topeng adalah benda dari kertas, kayu, plastik, kain, atau logam yang dipakai menutup wajah seseorang. Pada sebagian besar masyarakat dunia, topeng memegang peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan yang menyimpan nilai-nilai magis dan suci. Ini karena peranan topeng yang besar sebagai simbol-simbol khusus dalam berbagai uparaca dan kegiatan adat yang luhur. Kehidupan masyarakat modern saat ini menempatkan topeng sebagai salah satu bentuk karya seni tinggi. Tidak hanya karena keindahan estetis yang dimilikinya, tetapi sisi misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng tetap mampu memancarkan kekuatan magis yang sulit dijelaskan.

Topeng telah ada di Indonesia sejak zaman prasejarah. Secara luas digunakan dalam tari topeng yang menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan erat dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari. Beberapa topeng di Indonesia pun digunakan sebagai hiasan di dalam rumah atau di luar rumah.

Topeng motif nusantara adalah ragam bentuk topeng yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Motif topeng terbatas hingga wajah atau muka manusia dan binatang saja, dan motif yang terdapat dalam topeng lebih sederhana. Motif topeng yang berlaku secara tradisi dapat digolongkan sebagai berikut :
  • Motif manusia dan segala sesuatu yang dimanusiakan seperti : Dewa-dewi, Betara-betari, Raksasa-raksasi, dan sebagainya.
  • Motif binatang dan segala sesuatu yang dibinatangkan seperti : Naga, Paksi atau Garuda, Singaambara, dan lain-lainnya.
Di beberapa daerah di Indonesia terdapat keenian yang menggunakan topeng, misalnya di Cirebon, Yogyakarta, Surakarta, dayak, malang, dan Bali. Beberapa kesenian topeng Indonesia antara lain:

1. Topeng Cirebon
Jumlah Topeng seluruhnya ada 9 (sembilan) buah, yaitu : Panji, Samba atau Pamindo, Rumyang, Tumenggung atau Patih, Kelana atau Rahwana, Pentul, Nyo atau Semblep, Jinggannom dan Aki-aki. Dari kesembilan topeng tersebut yang dijadikan sebagai topeng pokok hanya 5 (lima) buah yaitu : Panji atau Samba, Rumyang, Tumenggung dan Kelana atau sering disebut Topeng Panca Wanda. Berikut kelima topeng pokok tersebut :
  • Panji, wajahnya yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir
  • Samba (Pamindo), topeng ini berwarna putih dan menggambarkan anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah
  • Rumyang, topeng ini berwarna merah muda dan wajahnya menggambarkan seorang remaja pada masa akil baligh.
  • Patih (Tumenggung), topeng ini berwarna cokelat atau merah yang menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, berkepribadian, serta bertanggung jawab
  • Kelana (Rahwana), topeng ini berwarna merahyang menggambarkan seorang pemarah, jahat, dan angkara murka.
Empat topeng lainnya hanya digunakan apabila dibuat cerita/lakon tertentu. Seperti cerita Jaka Blowo, Panji Blowo, Panji Gandrung dan lain-lain. Berikut ini adalah arti dan makna empat topeng tambahan, yaitu sebagai berikut :
  • Pentul menggambarkan seorang pawongan / punakawan yang selalu rendah hati, tidak sombong dan selalu setia kepada tuannya.
  • Nyo / Semblep menggambarkan seorang Emban atau Parkan atau juga seorang Inang Pengasuh.
  • Jinggaanom menggambarkan seorang Abdi Negara dan Abdi masyarakat Yang senantiasa menempatkan kepentingan pribadi atau golongan.
  • Aki-aki menggambarkan kehidupan manusia di masa tua.

2. Topeng Jogja
Dalam pagelaran Wayang Wong yang di ciptakan oleh Hamengku Bhuwono I dalam pengekspresian karakter gerak tari tokoh-tokoh wayang untuk peran kera dan raksasa dalam pentas Ramayana maupun Mahabharata pemainnya dilengkapi dengan pemakaian topeng, sedangkan untuk tokoh satria dan wanita tidak mengenakan topeng. Dalam pementasan Wayang Orang Gedog punakawan Pentul dan Tembem mengenakan topeng separuh muka.

3. Topeng Surakarta
Topeng gaya Surakarta hampir sama dengan gaya Yogyakarta hanya terdapat perbedaan pada kumis yang terbuat dari bulu. Tokoh punakawan Bancak dan Doyok juga mengenakan topeng separuh muka seperti gaya Yogyakarta. Topeng surakarta bercirikan rias wayang orang gaya Surakarta, yaitu ksatria yang digambarkan dengan wajah putih, mata sipit, dan bibir demes atau rapi.

4. Topeng Bali
Di Bali Topeng bukan hanya sekadar seni tari belaka, tetapi topeng juga menjadi pelengkap dalam ritual keagamaa. Tokoh-tokoh utama yang terdapat dalam dramatari Topeng terdiri dari Pangelembar (topeng Keras dan topeng tua), Panasar (Kelihan - yang lebih tua, dan Cenikan yang lebih kecil), Ratu (Dalem dan Patih) dan Bondres (rakyat). Jenis-jenis dramatari topeng yang ada di Bali adalah :
  • Topeng Pajegan yang ditarikan oleh seorang aktor dengan memborong semua tugas-tugas yang terdapat didalam lakon yang dibawakan. Topeng Pajegan adalah ritual yang mengiringi upacara keagamaan Hindu dalam budaya Bali yang diakhiri dengan Topeng Sidakarya sebagai puncak dari ritual itu.
  • Topeng Sidakarya Di dalam topeng Pajegan ada topeng yang mutlak harus ada, yakni topeng Sidakarya. Demikian eratnya hubungan topeng Pajegan dengan upacara keagamaan, maka topeng ini pun disebut Topeng Wali.
  • Topeng Panca yang dimainkan oleh empat atau lima orang penari yang memainkan peranan yang berbeda-beda sesuai tuntutan lakon,
  • Topeng Prembon yang menampilkan tokoh-tokoh campuran yang diambil dari Dramatari Topeng Panca dan beberapa dari dramatari Arja dan Topeng Bondres, seni pertunjukan topeng yang masih relatif muda yang lebih mengutamakan penampilan tokoh-tokoh lucu untuk menyajikan humor-humor yang segar.

5. Topeng Dayak
Di daerah Pulau Kalimantan, suku Dayak menggunakan topeng dalam Tari Hudog yang sering dimainkan dalam upacara keagamaan. Hudoq adalah kesenian tarian yang menggunakan topeng dan kostum, oleh sebab itu Hudoq termasuk golongan kesenian barongan. Menurut kepercayaan tradisional orang Bahau, Busang, Modang, Ao'heng dan Penihing, Hudoq adalah 13 hama yang merusak tanaman seperti tikus, singa, gagak, dan lain-lain. Dalam festival tersebut Hudoq dilambangkan oleh penari yang mengenakan topeng yang mewakili hama.

6. Topeng Malang
 atau logam yang dipakai menutup wajah seseorang Topeng Motif Nusantara
Reog

Topeng Malang merupakan pementasan wayang Gedog yang dalam pertunjukannya mempergunakan
topeng. Dalam pementasannya mengetengahkan ceritera-ceritera Panji dengan tokoh-tokohnya seperti : Panji Inu Kertapati, Klana Swandana, Dewi Ragil Kuning, Raden Gunungsari, dan lain-lain. Para penari mengenakan topeng dan menari sesuai dengan karakter tokoh yang dimainkan.

7. Topeng Reog
Lebih lazim disebut tari Reog Ponorogo, tari ini juga mengenakan topeng yang berasal dari Ponorogo. Adegan terakhir dalam reog adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.