Minggu, 26 April 2020

Jenis Jenis Puisi Berdasarkan Bentuk Zaman dan Isi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh irama, rima dan penyusun bait dan baris yang bahasanya terlihat indah dan penuh makna. Karya sastra yang singkat, padat, dan menggunakan bahasa yang indah. Singkat karena diungkapkan tidak panjang lebar seperti prosa. Padat, maksudnya puisi digarap dengan pilihan kata yang mengandung kekuatan rasa dan makna. Yakni dengan memilih kata yang mempunyai majas, lambang, rima, sajak dan ungkapan yang menarik. Jadi, puisi berbeda dengan bahasa keseharian.

A. Unsur-unsur Puisi
Unsur-unsur pembangun puisi ini merupakan faktor puisi yang membentuknya dari dalam dan dari luar sehingga akhirnya bisa menjadi sebuah puisi yang indah. Unsur-unsur puisi antara lain:
  1. Tema, yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Tema ini tersirat dalam keseluruhan isi puisi.
  2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung di dalam puisi.
  3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacaannya. Nada berkaitan erat dengan tema dan rasa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap merayu, mengadu, mengkritik, dan sebagainya.
  4. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi itu.
  5. Gaya Bahasa, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang disebut sebagai gaya bahasa dalam puisi.

B. Jenis-jenis Puisi
1. Jenis-jenis puisi berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya puisi dibedakan menjadi puisi yang terkait aturan bait dan baris dan puisi bebas. Berikut ini jenis puisi berdasarkan bentuknya.
  1. Puisi yang terkait aturan-aturan bait dan baris. Antara lain: pantun, syair, dan soneta. Dikenal juga puisi yang berbentuk distikon, terzina, kuatren, kuint, sektet, septima, dan oktaf.
  2. Puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan bait, baris, maupun rima. Contoh: puisi karangan Chairil Anwar, Taufik Ismail, W.S. Rendra.

2. Jenis puisi berdasarkan zamannya:
Berdasarkan zamannya, puisi bisa dibedakan menjadi puisi lama dan puisi baru.

a. Puisi lama
Puisi lama adalah puisi yang merupakan peninggalan sastra melayu lama. Puisi lama terdiri atas puisi asli dan puisi pengaruh asing. Contoh puisi asli masyarakat melayu adalah pantun dan contoh puisi asing pengaruh bahasa Arab adalah syair. Ciri-Ciri Puisi lama antara lain sebagai berikut :
  • Puisi lama bisanya berupa puisi rakyat dan tidak diketahui nama pengarangnya.
  • Puisi lama masih terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti dari jumlah baris pada setiap baitnya, sajak serta jumlah suku kata pada setiap barisnya.
  • Disampaikan dari mulut ke mulut dan dapat disebut juga dengan sastra lisan.
  • Menggunakan majas atau gaya bahasa tetap dan klise.
  • Biasanya berisikan tentang kerajaan, fantastis, serta istanasentris.

1) Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk puisi. Sebagaimana bentuk puisi lainnya, pantun mementingkan keindahan bahasa, pemadatan makna kata, serta bentuk penulisannya
yang berbait-bait. Ciri-ciri pantun antara lain sebagai berikut :
  • Satu bait terdiri atas empat baris;
  • Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi;
  • Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata;
  • Rima akhir berpola a-b-a-b.
Contoh Pantun
Merah muda baju si bibi
Di tangannya ada bayam seikat
Masalah warga datang bertubi
Berkumpullah untuk mufakat
Turun ke paya memetik kangkung
Hati senang dibantu si dia
Bergotong-royong penduduk sekampung
Hasil mufakat hidup bahagia

2) Syair
Syair termasuk dalam jenis puisi lama.Hampir sama dengan pantun, syair terikat akan aturan-aturan baku. Ciri-cirinya syair adalah sebagai berikut :
  • Setiap bait terdiri atas empat baris;
  • Setiap baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata;
  • Syair tidak memiliki sampiran, semua barisnya merupakan isi;
  • Rima akhir berpola a-a-a-a.
Contoh Syair
Jauhi semua perbuatan jahat
Jauhi pula pebuatan maksiat
Mari kita segera bertaubat
Supaya kita selamat dunia akhirat

Jangan risau dengan cobaan
Jangan bersedih karena kesulitan
Berdoa saja pada Tuhan
Insya Allah Dia kan kabulkan
Dengarlah para anak muda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu itu tak akan habis dieja
Untuk bekal sepanjang usia

Ayo ke sekolah tak perlu malas
Belajar yang rajin di masing-masing kelas
Jaga sikap jangan jadi orang culas
Jangan biarkan hati berubah keras

3) Mantra
Mantra yaitu puisi yang mengandung kekuatan gaib.Tidak ada ciri khusus untuk mantra. Puisi lama yang dianggap memiliki kekuatan gaib ini dapat dikatakan sebagai jenis puisi lama yang pertama kali berkembang. Satu-satunya ciri khas dari mantra adalah ada sebagian kata-kata yang diulang untuk memberi rasa sugesti bagi yang mendengar.

4) Talibun
Talibun yaitu pantun yang tediri atas 6, 8 atau 10 baris. Jika karmina dapat dikatakan sebagai puisi singkat, talibun adalah sebaliknya. Jenis puisi lama yang satu ini seperti pantun, namun memiliki baris yang lebih panjang. Berikut ini adalah aturannya:
  • Tiap baitnya memiliki baris berjumlah genap, namun lebih dari empat.
  • Jumlah suku kata tiap baris berkisar 8—12.
  • Memiliki rima a-b-c-a-b-c.
  • Setengah dari jumlah baris per bait di bagian awal adalah sampiran, selanjutnya isi.
Contoh Talibun
Di kala hujan turun di telaga
Menarilah semua  katak bersama-sama
Di dalam air yang mengalir di tempat
Jika hendak hidup sempurna
Perbanyaklah amal untuk sesama
Tinggalakan semua segala perbuatan maksiat

Berlayar menuju pulau di sana
Menerjang ombak di bulan purnama
Bersama nahkoda melempar jala
Agar memiliki gelar sarjana
Belajarlah dengan giat dan seksama
Jangan lupa selalu berdoa
Mencari udang hingga ke dalam celana
Udang hilang tak tahu rimbanya
Meninggalkan bekas luka tak seberapa
Tiada hari tanpa merana
Memikirkan adik yang tak jelas hidupnya
Membuat abang tak lagi menyapa

Burung elang hinggap di atas tanah
Mencari makan di tanah jawa
Makanan berlimpah tak akan merana
Adinda menunggu dengan gelisah
Karena Kanda tak kunjung pulang jua
Kabarnya pun tak jelas dimana

5) Karmina (pantun kilat)
Karmina yaitu pantun yang hanya terdiri atas 2 baris. Memiliki syarat yang tidak berbeda jauh dengan pantun, karmina bisa dibilang adalah jenis pantun singkat. Ciri-cirinya sendiri sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan pantun, seperti di bawah ini.
  • Tiap bait terdiri atas dua baris.
  • Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata
  • Rima ada di tiap frasa dengan pola a-b-a-b
  • Frasa pertama di baris pertama berima sama dengan frasa pertama di baris kedua, begitu pula dengan frasa selanjutnya di tiap baris.
  • Baris pertama adalah sampiran, sedangkan isi ada di baris kedua.
Contoh Karmina
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu preman sekarang ustadz

Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Buah nangka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat

Kelapa diparut enak rasanya
Biar perutnya gendut baik hatinya

6) Gurindam
Jika karmina dapat dikatakan sebagai pantun singkat, gurindam adalah syair yang singkat. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
  • Tiap bait terdiri atas dua baris.
  • Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
  • Memiliki rima a-a.
  • Tiap baris adalah isi.
Contoh Gurindam
Barang siapa yang tidak mengenal Al Qur’an.

Maka sesatlah hidupnya bagaikan hidup tanpa tujuan.
Kalau berbicara semaumu .

Tentulah banyak orang yang membencimu.

b. Puisi baru
Puisi baru adalah puisi yang lahir pada tahun dua puluhan. Puisi baru merupakan puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan, berbeda dengan puisi lama. Puisi baru memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Ciri-ciri puisi baru antara lain:
  • Diketahui nama pengarangnya, berbeda dengan puisi lama yang tidak diketahui nama pengarangnya
  • Perkembangannya secara lisan serta tertulis.
  • Tidak terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti rima, jumlah baris dan suku kata.
  • Menggunakan majas yang dinamis atau berubah-ubah.
  • Biasanya berisikan tentang kehidupan.
  • Biasanya lebih banyak memakai sajak pantun dan syair.
  • Memiliki bentuk yang lebih rapi dan simetris.
  • Memiliki rima akhir yang teratur.
  • Pada tiap-tiap barisnya berupa kesatuan sintaksis.

Menurut bentuknya puisi baru terdiri atas:

a) Distikon, sajak dua seuntai., b) Terzina, sajak tiga seuntai., c) Kuatren, sajak empat seuntai., d) Kuint, sajak lima seuntai., e) Sektet, sajak enam seuntai., f) Septima, sajak tujuh seuntai., g) Stanza, sajak delapan seuntai.

h) Soneta, sajak empat belas seuntai. Soneta adalah bentuk puisi yang berasal dari Italia. Masuknya soneta ke Indonesia dimulai sekitar zaman angkatan pujangga baru. Pelopor soneta adalah Moh. Yamin dan Rustam Effendi.

Ciri-ciri soneta adalah:
1) Terdiri dari 14 baris;
2) Terbagi atas dua kuatren (oktaf) dan dua terzina (sektet);
3) Oktaf sebagai sampiran dan sektet merupakan kesimpulannya.

3. Jenis puisi berdasarkan isinya
Berdasarkan isinya puisi dapat dibedakan menjadi balada, elegi, roman, ode, hymne, epigram, dan satire. Berikut ini penjelasan mengenai puisi berdasarkan isinya.
  1. Puisi Balada. Puisi Balada adalah puisi yang berisi cerita/kisah yang mengharukan. Contoh puisi seperti ini adalah : kisah perjuangan seorang ayah yang tak lelah mencari nafkah untuk keluarganya,dll
  2. Puisi Elegi. Puisi Elegi adalah puisi yang berisi ratapan dan ungkapan rasa pedih dan kedukaan seseorang. Contoh puisi seperti ini adalah : Kepergian sang ibu tercinta,dll
  3. Puisi Roman. Puisi Roman adalah puisi yang berisi luapan rasa cinta kepada kekasih. Contoh puisi seperti ini adalah : Kekasih yang paling kucinta,dll
  4. Puisi Ode. Puisi Ode adalah puisi yang berisi pujian atau sanjungan terhadap seseorang yang kita anggap berjasa. Contoh dari puisi seperti ini adalah : Guru,sebagai pahlawan tanpa tanda jasa,dll
  5. Puisi Hymne. Puisi Hymne adalah puisi yang berisi nyanyian pujian kepada Tuhan dan orang/sekelompok orang yang mempunyai jasa. Contoh Dari puisi seperti ini adalah : Puisi yang berisi mengenai Tuhan
  6. Puisi Epigram. Puisi yang berisi Cerita Pendek. Contoh dari Puisi seperti ini adalah : Puisi yang seperti menceritakan sesuatu secara singkat
  7. Puisi Satire. Puisi Satire adalah Puisi yang berisi sindiran atau kritik terhadap ketidakadilan. Contoh puisi seperti ini adalah : Hukum yang tumpul keatas tajam kebawah,dll
Puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh irama Jenis Jenis Puisi Berdasarkan Bentuk Zaman dan Isi
Membacakan Puisi
Membaca puisi berbeda dengan membaca teks bacaan. Membaca puisi harus tahu lafal, jeda serta intonasi.
  1. Lafal : cara pengucapan bunyi.
  2. Jeda : hentian sebentar dalam ujaran.
  3. Intonasi : ketepatan penyajian tinggi rendah nada.
  4. Ekspresi : mimik wajah yang menunjukkan perasaan hati (senang, sedih, bahagia, marah).