Jumat, 17 April 2020

Kisah Seram - Cantik sih tapi....











- Hampir setiap malam kira-kira biasanya jam 10 malam, aku selalu mencari warnet di sekitar daerah kelurahan, pertama karena kebutuhan untuk mencari data dalam pengerjaan skripsiku, juga untuk sekedar refreshing untuk  menunggu kantukku datang.
Yah namanya juga masih muda, juga belum punya pacar, maka aku lebih sering menghabiskan waktu setiap malamnya untuk meluncur di dunia maya, siapa tahu dapat kenalan, entah di warnet atau di media social yang ada..he..he.. . Tapi tentunya itu semua bisa kulakukan kalau ada uang lho, baik dari orang tua ku, juga dari orang-orang yang sering minta tolong memperbaiki computer mereka, kebetulan aku suka dimintai bantuan untuk memperbaiki computer, dan juga karena aku juga nggak pernah meminta imbalan, tapi kalau suka rela tetap aku terima . Sekarang aku sudah nggak pernah lagi ke warnet, karena kebetulan aku sudah punya modem internet, dari hasil tabunganku sendiri.
Karena saking seringnya keluar untuk  mencari warnet, orang tua ku pun protes juga dengan kebiasaanku, tapi untungnya aku bisa menjelaskan kepada mereka, dengan alasan untuk mencari data-data yang kubutuhkan untuk menyelesaikan skripsiku, dan akhirnya mereka pun bisa memaklumi, karena pada akhirnya aku juga bisa menyelesaikan kewajibanku sebagai mahasiswa . Tapi sebenarnya itu hanya alasan, karena sebenarnya lebih banyak main-mainnya, dari pada cari data untuk skripsiku.
Mungkin juga, karena sering berbohong, akhirnya aku mengalami kesialan juga pada akhirnya. Pada kamis malam tepatnya malam jumat kliwon, jam 11 an aku keluar rumah untuk pergi ke warnet langganananku. Aku juga tidak ingat kalau malam itu malam jumat kliwon. Karena sudah sering ke warnet itu, yang nunggu di sana sudah kenal dengan aku, dan tahu aku biasanya senang milih tempat selalu dibagian yang bisa untuk merokoknya.
Warnet itu tempatnya tidak terlalu besar, hanya ada sekitar 15 komputer di sana, ini memang tempat favoritku, karena walaupun tidak terlalu besar, tapi akses internetnya tidak mengecewakan aku, dibandingkan warnet-warnet  lain yang ada di sekitar kelurahan.
Entah kenapa malam itu warnet yang biasanya cukup ramai terasa begitu lenggang. Tapi untuk aku malah menyenangkan, karena biasanya jaringan internetnya malah lebih cepat dari pada biasanya, malah bisa download macam-macam program gratis sebanyak-banyaknya karena aksesnya internetnya tak banyak harus berbagi dengan pelanggan yang lain.
Penjaga warnet itu namanya, si Paijo, sekedar berbasa basi, kusapa dia “Halo dab (mas), kok nggak seperti biasanya, agak sepi???”  Jawab Paijo, “Iya.. ini kok nggak kayak biasanya, mau ngenet tho rick, tempat kayak biasanya khan?” …. “He eh, kau tahu apa yang kumau,” jawabku sambil tertawa. Setelah itu aku menuju tempat idolaku, juga tak lupa bawa asbak dari meja operator, tempat Paijo bekerja mengendalikan warnet supaya baik jalannya .
Satu jam tidak terasa, kulihat jam di monitor menunjukkan jam 01.00 wib. Lalu si Paijo menghampiri aku, “titip warnet dulu yo dab, mumpung sepi, aku cari makan dulu ya, kalau ada yang datang, tolong dibantu yo!”. Jawabku “Oke bro, jangan lupa oleh-oleh ya…ha…ha…” Paijo pun tersenyum, aku memang sering ngobrol sama dia, setelah selesai ngenet, jadi kami sudah sangat akrab dan dari dia aku sedikit tahu caranya melayani tamu yang datang ke warnet untuk menggunakan jasa internet. Yah kadang-kadang juga dikasih discount, nanyamul eh lumayanlah…he..he..he
Lalu aku berdiri dari sofa di bilik aku ngenet, sambil merenggangkan badan, aku lihat hanya ada 3 orang yang masih asyik berseluncur di dunia maya, lalu aku menuju ke meja operator, untuk mengambil air putih yang memang di sediakan gratis di warnet itu. Segelas air langsung kuteguk tanpa sisa, haus memang, setelah itu kembali lagi ke tempat aku biasa internetan. Belum ada 15 menit, tiba-tiba lampu mati dan sayangnya warnet tidak punya diesel listrik. Akhirnya ketiga orang yang sedang ngenet, pulang semua selain aku, setelah ditunggu kira2 5 menit tetap nggak nyala listriknya.
Segera aku menyalakan 1 lampu emergency yang ada, maunya sih pulang tapi karena kang Paijo belum datang-datang dari cari makan. Nggak enak, kalau asal tinggal saja, lalu ku sms Paijo  untuk menanyakan kok belum sampai warnet, balasan sms dari Paijo adalah kalau lagi nungguin antrian yang lumayan banyak di bakmi jawa. Ya sudah, akhirnya aku menunggu di luar saja, di teras, lalu segera kunyalakan rokok untuk mengusir kesendirianku.
5 menit di teras sendirian, tanpa teman, berkawan dengan nyamuk liar jadi mangsa gigitan mereka. Jalan di depan warnet pun sudah jarang mobil atau motor yang lewat, kulihat warung angkringan di depan warnet ternyata tidak buka, pantas saja si Paijo cari makan agak jauhan, biasanya sih tinggal ke warung angkringan itu.
Entah kenapa tiba-tiba bulu kudukku merinding, kurasakan ada sesuatu yang tidak lazim dari arah dalam warnet. Seperti ada cahaya kecil di salah satu bilik computer di bagian belakang.  Aku pun menjadi curiga, apa ada yang mau nyuri komputerkah pikirku atau masih ada tamu yang tetap menunggu di dalam, sambil berharap listrik akan segera hidup kembali,  yang mungkin tidak aku ketahui selain ke tiga orang yang sudah pulang duluan.
Tapi motor yang terpakir di halaman warnet cuma hanya motorku saja (tapi masih cuek akunya). Awalnya nggak begitu peduli, tapi…klik..kilik..klik..ada suara dari dalam seperti keyboard yang sedang di pencet…. Aneh…khan listrik mati. Jelas nggak mungkin kalau ada computer yang bisa digunakan.
Aku sebenarnya bukan orang terlalu percaya hal-hal yang seperti itu, mungkin tamu itu bosan juga, akhirnya iseng-iseng mencetin keyboard. Lalu aku masuk ke dalam warnet untuk memastikan apakah memang ada orang (masih berpikir positif), sekalian pikirku jadi teman ngobrol, sambil nunggu Paijo datang.
Dengan penerangan lampu emergency yang nggak begitu terang, lalu aku menuju ke bagian belakang ruang warnet pelan-pelan… “permisi…permisi…nunggu di luar saja mas, lebih enak” kataku dengan maksud tidak mengagetkan orang itu… tapi tidak ada balasan…akhirnya…setelah sedikit mendekat ke bilik yang paling pojok….astaga… aku melihat seorang gadis seperti mahasiswi sedang asyik mengetik…wajahnya menurutku cantik, berpakaian putih, rambutnya sebahu, dan (maaf) seksi sekali, sedang serius menatap monitor…. Tapi kok wajahnya pucat sekali dan ruangan saat itu menjadi lebih dingin dari pada sebelum aku keluar tadi….
Hmmm..ada bau seperti kembang yang tercium di hidungku…beberapa detik kupandangi dia, jujur aku terpana oleh kecantikannya…..lalu…dia seperti mengetahui kalau aku menatapnya dan dia memandangiku sambil tersenyum manis sekali…tapi kok lehernya ada seperti sayatan  melingkari lehernya dan mengeluarkan darah, jujur aku tidak memperhatikan itu sampai dia menolehku…….sampai akhirnya aku mengedipkan mataku…wusss…gadis itu hilang dan bilik itu menjadi gelap…mak prinding..lampu emergency yang kupegang jatuh…pyarr… tersadar aku dan langsung aku balik hadap dan lari keluar warnet, dan segera kunaiki motorku dan meninggalkan warnet yang menjadi gelap gulita. Aku nggak ingat lagi soal Paijo… yang penting aku harus kembali ke rumah secepatnya.
Dalam perjalanan pulang, listrik telah menyala, dan saat akan berbelok ke kanan dari perempatan jalan, di sudut jalan aku melihat gadis itu melambaikan tangannya sambil tersenyum manis ke arahku..hiiii….tadi sudah merinding…jadi double merinding…..cantik sih cantik tapi tetap aja hantu…bremmmmm ….motorku kugas polll.
Sampai di rumah secepatnya kubuka pagar rumah dan kuparkirkan motorku sampai lupa senderan motor belum kuinjak, maklum saking paniknya…gedubrakkk…motorku pun terguling dengan suksesnya bersama aku ketindihan motor, untunglah ayahku dan kakakku keluar dan menolongku.
Setelah itu aku diberi minum air putih oleh ibuku, lalu setelah tenang aku ceritakan yang aku alami pada keluargaku. Semua yang mendengar ceritaku pada nyengir. Lalu aku pun masuk ke kamar setelah sebelumnya membersihkan tubuhku dan berganti baju celana. Saat itu waktu menunjukkan jam 02.30 wib, saat akan terlelap…tiba-tiba ada sms dari Paijo, isinya “Dab, warnetnya kok kamu tinggal???”   Dalam hatiku berkata “Masa bodoh!” , segera kututup kepalaku dengan selimut dan akhirnya tertidur.
Beberapa hari kemudian, agak siang aku datangi warnet tersebut, kebetulan Paijo sedang piket. Lalu kujelaskan apa yang tejadi saat itu. Paijo pun sedikit terkejut mendengar ceritaku, tapi dia sepertinya mengenal ciri-ciri gadis itu yang jadi langganan di warnet.
Dia lalu memberitahukanku, kalau cewek itu memang sering ke warnet, tetapi sudah seminggu ini tidak pernah datang lagi, dan Paijo pernah menanyakan kepada temannya cewek tersebut  (satu kost) yang biasa bersamanya kalau ke warnet, dan kabarnya cewek tersebut meninggal dunia, karena jadi korban pembunuhan waktu pulang mudik ke daerah asalnya. Astaga…… semoga arwahnya segera diberi kedamaian.

Credit:Sumber